Atas Barokah Karomah Guru
Agung Syekh Ahmad Shohibulwafa Tadjul ‘Arifin, r.a –salam rinduku untuk
beliau-, atas izin Kepala Pengajian dan dorongan dari teman-teman mudarris,
alhamdulillah ‘ghiroh’ saya untuk menulis mulai muncul lagi, semoga
kedepannya bisa istiqomah menuangkan tulisan di Mading Petrada ini.
Ini merupakan tulisan pertama
saya yang dipublikasikan untuk para santriwan/santriwati Pengajian Tradisional
Pondok Pesantren Suryalaya. Semoga kedepannya tulisan-tulisan saya bisa selalu
menemani adik-adik dalam belajar di Pesantren ini.
Adik-adik pasti tahu Ka’bah
kan ? Siapa yang tak mengenal Ka’bah ? Bangunan yang setiap tahunnya selalu
ramai dikunjungi berjuta-juta orang dari pelosok dunia. Bangunan berwarna hitam
yang selalu menjadi tujuan destinasi ruhani umat muslim sedunia. Entah,, sudah
berapa ratus juta orang yang memegang bahkan berlomba mencium ‘batu suci hitam’
di dalamnya.
Ya ,, Ka’bah, semua orang
pasti tahu dengan bangunan pemilik tingi 14 m itu. Tapi, banyak juga orang yang
belum tahu tentang kapan pertamakali dibangunnya, siapa yang membangunnya, dan
bagaimana kondisi awal pasca dibangunnya Ka’bah itu sendiri.
Naaah,,, inilah alasan saya
kenapa dalam tulisan ini akan membahas sejarah Ka’bah pada Zaman dahulu kala.
Para sejarawan sepakat bahwa
Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Isma’il a.s. mulai membangun Ka’bah setelah
mereka mendapat perintah dari Alloh untuk pergi dari Palestina menuju Hijaz. Tetapi,
sebagian sejarawan sering menyebutkan beberapa kisah tentang sejarah Ka’bah yang
telah dimulai sebelum masa Nabi Ibrahim dan Isma’il a.s. Namun, sebagian dari
kisah yang mereka kutip itu terlalu banyak menghayal. Bahkan, terkadang antara
kisah yang satu dengan yang lainnya saling bertentangan dan tidak sesuai dengan
kisah yang ada dalam kitab-kitab Samawi.
Pada tulisan ini saya akan
mencoba mengemukakan dua pendapat para sejarawan tentang pembangunan Ka’bah. Pertama,
sejarawan berpendapat bahwa Malaikat lah yang pertamakali membangun Ka’bah,
sedangkan yang kedua, para sejarawan mengatakan bahwa Nabi Adam dan Siti
Hawa lah yang pertama kali membangunnya. Walaupun kenyataannya dalam bukti sejarah
menegaskan bahwa sebelum kedatangan Nabi Ibrahim dan Isma’il, Makkah adalah
daerah tandus yang tidak berpenghuni. Bahkan tidak ada sarana dan fasilitas
yang mendukung keberlangsungan hidup manusia. Walloohu a’laam.
Mengapa para sejarawan
berpendapat bahwa Malaikat yang pertama kali membangun Ka’bah? Mereka beralasan
pada firman Alloh. : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” [Qs. Al-Baqoroh (2) : 30].
Menurut mereka, setelah
kejadian itu terjadi, Allah murka pada para Malaikat. Akhirnya para Malaikat
lari menuju ‘Arsy, dan memohon ampun kepada Allah dengan cara mengelilingi ‘Arsy
sebanyak tujuh kali. Sambil bertawaf, Malaikat berseru, ‘Ya Allah kami
datang menyambut panggilan-Mu, kami datang memohon ampunan-Mu’. Melihat hal
itu, maka Allah menurunkan rahmat-Nya dan membuat sebuah rumah dibawah ‘arsy
yaitu baitul ma’mur. Kemudian Allah berfirman pada para Malaikat, ‘tawaflah
kamu mengelilingi rumah ini dan tinggalkanlah ‘Arsy”. Ahirnya mereka tawaf
di baitul ma’mur.
Selanjutnya, Allah memerintahkan
para malaikat yang ada di bumi untuk membangun sebuah bangunan serupa dengan baitul
ma’mur dan menyuruhnya agar tawaf mengelilingi bangunan tersebut
sebagaimana tawafnya para malaikat di langit mengelilingi baitul ma’mur. Pada akhir pendapatnya,
para sejarawan itu berkesimpulan bahwa
para Malaikat membangun Ka’bah 2000 tahun sebelum Nabi Adam diciptakan.[2]
Dalam riwayat lain disebutkan
bahwa Nabi Adam adalah orang pertama yang membangun Ka’bah. Seperti riwayat
Ibnu Luhai’ah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw. Bersabda, “Allah pernah
mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu pada Adam dan Hawa. Sembari menunjukkan
lokasi, maka Jibril menyampaikan wahyu itu pada keduanya. Isi dari wahyu itu
adalah, ‘Dirikanlah untuk-Ku sebuah bangunan.’ Seketika Nabi Adam pun menggali
tanah dan Hawa memindahkan tanah galian tersebut. Nabi Adam terus menggali
sampai akhirnya keluar air dan terdengar sruan dari bawa, ‘Cukup, wahai Adam’. Setelah
bangunan itu jadi, Allah memerintahkan Nabi Adam dan Hawa untuk melakukan
tawaf. Dan Dia berfirman,”Engkau adalah manusia pertama dan ini adalah
bangunan yang pertama.’ Lalu, seiring bergantinya waktu, sampailah masa
Ibrahim yang kemudian meninggikan fondasi Ka’bah.”
Ibnu Qutaibah dalam kitabnya ‘al-Ma’arif’
menyebutkan bahwa orang pertama yang
membangun Ka’bah adalah Syits bin Adam. Dia menuturkan , “Syits adalah
putra Nabi Adam yang paling mulia, paling utama dan paling dicintai Nabi Adam. Dia
adalah penerus dan pengganti bapaknya. Dia adalah bapak seluruh manusia karena
seluruh nasab berasal darinya. Dia membangun Ka’bah dari tanah dan batu, tepat
di lokasi menetapnya Nabi Adam setelah diturunkan Allah dari Surga.[3]”
Al-Umari juga meriwayatkan, “ada
yang berkata bahwa Nabi Adam adalah orang yang pertama kali membangun Ka’bah
dari permata berwarna merah. Setelah itu, Nabi Adam melakukan Tawaf.[4] Wallohu
a’laam.
Diakhir tulisan ini saya
tambahkan argumen guru saya, Kang Acep –Kepala Petrada-, beliau
memberikan masukan dalil Alqur’an yang menguatkan kepada kita bahwa ada
indikasi yang sangat kuat, Ka’bah memang dibangun sebelum Nabi Ibrahim a.s.
Firman Allah dalam surat Albaqoroh (2) ayat 127 :
وَإِذْ يَرْفَعُ إبْرَاهِمُ الْقَوَا عِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمعِيْلُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya : Dan (ingatlah),
ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"
Itulah adik-adik,,, pendapat-pendapat
para sejarawan tentang pembangunan Ka’bah pada masa sebelum Nabi Ibrahim A.s. Semoga
setelah membaca tulisan ini, adik-adik lebih penasaran dengan sejarah Ka’bah
itu sendiri, dan mau terus menggali lebih dalam dan membaca lebih banyak
tentang Sejarah Ka’bah dari literatur-literatur lainnya.
Insya Allah di tulisan
selanjutnya saya akan mencoba menulis tentang Ka’bah pada pada zaman Nabi
Ibrahim dan Nabi Isma’il A.s. Jangan sampai terlewatkan ya!!…
Salam,
Dudin Samsudin, S.Kom.I
[1] tulisan ini sebagai ulasan
dari buku ‘Tarikh Ka’bah, Daar el-Jiil’ karangan Prof. Dr. Ali Husni
al-Kharbuthli. Tulisan ini pun bisa adik-adik akses di http://abahndud.blogspot.com/
[2] Ibnu Fadhlillah al-Umari, Masalik
al-Abshaar fi Mamaalik al-Amshaar, (Mesir : Dar al-Kutub 1924) Jilid I,
Hlm. 93.
[3] Ibnu Qutaibah, al-Ma’arif,
(Mesir: al-Husainiyah, 1934) Hal. 10
[4] Ibnu Fadhilah, ibid, hlm.
94
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^